Sabtu, 07 Januari 2012

Soepardi, DKI TARGETKAN TIGA EMAS

Persaingan di cabang selam nampaknya tidak berbeda dengan cabang olahraga lainnya, artinya persaingan tak lebih dari empat daerah, yakni Jawa Barat, Tengah, Timur, dan DKI Jakarta. Kalaupun lebih, datangnya dari tuan rumah sebagai penyelenggara yang lebih diuntungkan sebagai hadiah.
Demikian pula halnya pada cabang selam. Sejak POSSI berdiri 5 Agustus 1977, pertarungan hanya sekitar empat daerah Jawa tersebut. Namun demikian, meski lawan cuma tiga daerah peserta, tapi DKI Jakarta tetap serius dalam menyiapkan diri menghadapi perhelaan akbar multieven olahraga bergengsi di tanah air PON yang bakal digelar di Kalimantan Timur 16-29 Juli.
Menghadapi PON XVII Kaltim kali ini, sejak 13 Februari sembilan atlet selam DKI hasil Kejuaraan Nasional Selam Possi di Jakarta 2-7 Juni 2007, mulai giat berlatih dibawah asuhan Soepardi.   Setiap hari para atlet berlatih di Kolam Renang Simprug Pertamina, Jakarta Selatan selama dua jam mulai pukul 18.00.
 “Pada tahap awal ini latihan ditekankan pada perbaikan power. Sebelum turun ke kolam para atlet melakukan pemanasan  selama satu  jam,” ujar Soepardi. Dengan latihan setiap hari dan latihan fisik seminggu tiga kali, diharapkan atlet dapat meningkatkan prestasinya. Latihan fisik dimaksudkan untuk melatih otot karena selam menggunakan alat sehingga tenaga tidak bisa diforsir,” tambahnya.
Menurut pria wong Solo yang sudah berpengalaman melatih atlet PON sejak 1985, otot dilatih secara bertahap untuk meningkatan prestasi dan memperbaiki kekurangannya. Sebelumnya para atlet sudah melakukan test awal dan setiap bulan atlet di test sebanyak empat kali untuk mengetahui kelemahan kondisi. Pemantauan ini terus dilakukan hingga menjelang PON. 
 “Kalau kondisi fisik sudah siap, katanya, maka tinggal mental bertanding. Seorang atlet harus percaya diri.”
Saat ini semua atlet yang berjumlah sembilan orang ini di tempatkan di Century Hotel sebagai sentralisasi latihan. Sentralisasi perlu untuk memantau asupan kalori untuk atlet. Juga perlu diperhatikan adalah gizi, istirahat dan makan yang cukup Jangan sampai atlet sakit atau cedera karena kurang makan.. Disiplin sangat diperlukan secara kontinyu untuk meningkatkan prestasi. Kalau atlet tidak disipling maka pretasinya juga kacau.
Sejak awal setiap atlet sudah mengetahui program dan master latihannya, termasuk kekurangan mereka masing-masing. Ada korelasi antara latihan dan prestasi, kalau atletnya rajin berlatih maka prestasinya juga bagus. Latihan harus kontinu tidak bisa berhenti sebab kalau berhenti akan sulit mengembalikan kondisi terbaik.
Dalam PON XVII Kaltim, DKI Jakarta memperoleh kuota 15 atlet, terdiri dari lima putra dan empat putri. Mereka adalah Vera Haryanto, Stafena Prima, Delyana, dan Livia Iriana di bagian putri. Atlet putranya, Bayu Adiwibowo, Ariel Poniman, Petrol, Nurul, dan Rangga. Sementara atlet laut, tiga putra dan dua putri. Sementara atlet kolam latihan mengambil tempat di Kolam Renang Simprug Pertamina, atlet laut berlatih di Pondok Dayung Jakarta Utara.
Jumlah kuota tergantung atlet yang berprestasi. Semakin banyak atletnya berprestasi, maka semakin besar kuota yang diperoleh Daerah. Hasil kejurnas selam Possi 2007 menghasilkan rata-rata daerah memperoleh 12 atlet yang terbesar adalah Jawa Timur.
 “Jumlah atlet yang masuk dalam pelatda kemungkinan bisa saja berkurang, tergantung hasil Mukernas. Mukernas yang akan memutuskan kepastian atlet yang akan bertanding di PON.”
Kalau tidak terpilih, ada kemungkinan atletnya hijrah atau dijual ke Kaltim. Lumayan untuk pemasukan kas pengda. Soeripto tidak keberatan bila seorang atlet berpindah ke daerah lain. “Buat saya tidak masalah, yang penting tidak merugikan atlet. Toch peraturan yang mengatur perpindahan atlet sudah ada,” kata Soepardi.
Dalam PON XVII Kaltim 2008 ini DKI Jakarta mentargetkan memperoleh tiga medali emas. Soeripto optimistis DKI Jakarta akan mampu memenuhi terget tersebut. Diantara 24 daerah peserta PON XVII Kaltim, lawan terberat menurut Soeripto adalah Jatim, Jabar dan Kaltim.
Beberapa daerah lain sangat serius mempersiapkan diri bahkan Jabar, Jatim, dan Kaltim perlu berguru ke China. Sementara DKI Jakarta cukup menyewa pelatih dari China.

Apa yang menjadi kunci keberhasilan prestasi seorang atlet, menurut Soepardi tergantung pada pembinaan. Tapi pembinaan juga tergantung dana. Kalau dana menunjang, pembinaan akan berjalan lancar. Misalnya uang saku atlet dan pelatih langsung diberikan, penginapan dan tempat latihan berada pada satu tempat, makanan dan gizi memenuhi syarat nutrisi, dan sebagainya.
Tak kalah pentingnya dalam latihan, kata Soepardi adalah alat yang memadai bukan tambalan sebagai dipakai oleh atlet DKI sekarang. Tiap minggu ke tukang ban karena alat latihan yang dipakai seminggu sudah sobek. Alat ini terpaksa dipakai karena nggak ada lagi.
 “Kata pengurus Possi alatnya lagi dipesan, nggak tahu kapan datangnya. Saya khawatir datangnya Agustus.”


BIODATA SOEPARDI
Tempat, tgl.lahir: Solo, 8 Maret 1950
Alamat  : Jl. Plamboyan 1 No,28. Kebun Jeruk. Jakarta Barat.

Pendidikan terakhir:
Universitas Negeri Jakarta

Pelatihan/kursus:
1.      Pelatihan (P)
2.      Perwasitan (W)

Karir:
1.      Bidang Pelatih PB.POSSI. Binpres Pengprov POSSI DKI Jakarta
2.      Bidang Perwasitan PB.POSSI 2002-2007

Pengalaman:
1.      Pelatih Atlet PON 1985 DKI Jakarta
2.      Pelatih Atlet PON 2000 DKI Jakarta
3.      Pelatih Atlet PON 2004 DKI Jakarta
4.      Pelatih Atlet PON 2008 DKI Jakarta
5.   Pelatih Nasional Kejuaraan Finswimming Asia Indoors Oktober 2007 di Macau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar